Sunday, July 18, 2010

KERAGUAN

Mungkinkah...
Keraguan dan keyakinan...
datang dengan bersamaan?

Iya, aku ragu...
aku ragu pada kenyataan
aku ragu pada masa depan
aku ragu pada sikapku
aku ragu...
apakah aku sudah melakukan yang paling benar

Kadang bahkan aku ragu...
pada apa yang aku rasakan...

Tapi...
keajaiban demi keajaiban...
datang silih berganti...
dan membuatku berpikir...
apakah mungkin ini cuma permainan...
dengan segala hal yang terjadi...
apakah keajaiban-keajaiban itu cuma permainan semata?

Tuesday, May 18, 2010

M A H A K A R Y A

Seperti melihat ke dalam cermin

yang kurasakan tadi

Kamu seperti aku

dalam bentuk yang lebih indah dan sempurna

Kamu adalah penyempurnaan dari diriku

kamu adalah mahakaryaku

Kamu lebih kuat dan tegar dariku

kamu lebih cerdas dan bijak

Aku adalah kamu

tapi kamu bukanlah aku

karena kamu lebih sempurna dariku

kau mahakaryaku

yang jauh lebih agung dari diriku

Monday, May 17, 2010

T I D A K

Tidak harus dirajut

tidak juga harus diurai

karena dia hadir dengan sendirinya

tanpa perlu diminta atau dipanggil


Tidak harus dijelaskan

tidak juga harus disangkal

karena dia tetap akan di sana

isi kekosongan jiwaku


Tidak perlu memiliki

tidak juga perlu meninggalkan

karena aku adalah dia

dan dia adalah aku

Friday, May 14, 2010

FREEZE THE MOMENT

Freeze the moment
if I could
'Coz I wanna see you there standing
Smile and wave to me
forever....

Freeze the moment
is what I will do
'Coz I wanna hear your words of love
echoing in my heart
forever...

Freeze the moment
if I could
'Coz I wanna feel you inside me
making love beyond the stars
floating in the sky
forever...

Freeze the moment
I wish I could
to keep us together
forever...

Sunday, November 15, 2009

steadiness is good...

but not always...

i need to move forward...

while all i do is standing still...

one side of my heart says i got to do something real...

the other side says that i'm doing just fine...

my logic crashes into pieces...

while my hearts battling each other...

it's simple...

but it's also complicated...

cursed, i am...

if this keeps going on...

because the pillar of my being is starting to rip apart...

and the place where i need to go is not yet on sight...

much work to do...

many miles to go...

i wish i had another...

to push me when i'm stuck...

to drag me when i'm down...

another with whom all of my journey will end...

another with whom i will lay beside under the earth...

with whom i share my thoughts...

with whom i share my life...

but nobody's here...

and nobody's there...

have i to look for that one?

don't know how...

don't know where...

will it be too late when i finally found her?

hopefully it won't be...

as for now...

not much to do...

just live each second...

and try to make it worth...

because it's me all along...

and it will still be me in the end...

alone or not alone...

Sunday, July 8, 2007

L O V E

cinta...apa sih cinta itu?...
udah lama aku gak ngomong cinta-cintaan...
cukup lama...sejak aku punya pendapat bahwa cinta itu terlalu rumit untuk sekedar diucapkan dengan kata-kata...
lagian kalo kebanyakan mengumbar kata cinta malah kesannya jadi dibuat-buat...unnatural gitu lah...
well...semua itu bukan berarti aku gak pernah mengumbar kata cinta...tentu saja pernah...
dalam hal ini tentu saja cinta yang dimaksud adalah antara cowok sama cewek...karena ada banyak cinta,jangan sampe bingung...
dan maksudku dengan mengumbar juga bukan bilang cinta sama banyak cewek dalam satu rentang waktu,soalnya aku bukan playboy...
...sorry to disappoint you....
mungkin dulu aku pernah bilang cinta sama 2 atau 3 cewek...dengan jangka waktu yang sama sekali lain tentu saja...one more time,i'm not a playboy...
dengan pikiran yang masih terlalu muda untuk mencerna semua hal dengan baik dan benar, kayaknya ngomong cinta itu adalah hal yang sepele dan sangat mudah dilakukan...tinggal ngomong aja apa susahnya...
"aku cinta kamu", "i love you", "wo ai ni"...dan ribuan bahasa manusia yang lainnya bisa digunakan untuk mengungkapkan cinta...

tapi apakah sebenarnya yang ada di balik pikiran atau perasaan orang yang bilang cinta itu?
karena aku gak ngerti yang dipikirin orang lain, aku akan menggunakan diriku sendiri sebagai sample...
mungkin yang aku alami adalah gambaran umum dari apa yang orang lain rasakan atau pikirkan...
mungkin juga sama sekali nggak...
well...ini terjadi udah cukup lama...cinta ABG lah...
sebagai seorang remaja yang sedang tumbuh dan berkembang...kita punya gambaran yang sangat sederhana tentang cinta cowok-cewek...
jika ada rasa suka, sayang, kangen, cemburu...well itu berarti cinta...as simple as that!
dan waktu aku merasakan perasaan seperti itu terhadap seorang cewek, dengan yakin aku bisa bilang bahwa aku cinta cewek tersebut...
karena aku merasa suka, sayang, kangen kalo gak ketemu, cemburu klo ada cowok lain yang ndeketin...
dan mungkin banyak perasaan lain yang gak terdefinisi....
dan waktu aku bilang "aku cinta kamu" ke dia...yang ada dalam pikiranku adalah bahwa itu merupakan satu-satunya kata dan cara yang aku tahu untuk mengungkapkan perasaanku ke dia...dan karena itulah "aku cinta kamu" menjadi begitu spesial...
tapi...seiring berjalannya hubungan itu, dan cinta udah sering diucapkan...lama-lama itu bukan lagi sesuatu yang spesial..
tapi sebuah rutinitas!...sebuah keharusan!...ironis kan?
ironis karena lama-lama "cinta" bukan lagi sesuatu yang alami, tapi suatu kewajiban...sesuatu yang jika tidak diungkapkan akan membuat pasangan kita marah...
dulu, dalam beberapa kesempatan...pernah aku berpikiran bahwa aku gak perlu bilang cinta...karena semua perasaan itu udah terangkum dalam sikapku terhadap pasanganku sehari-hari...tapi dia sering minta aku untuk mengucapkannya...well, karena gak mau mengecewakan ya aku turuti saja......KEWAJIBAN!!

oh iya...ada suatu peristiwa yang sering terjadi yang sampai sekarang aku anggap konyol dan tidak masuk akal...
dulu cewekku sering bertanya..."apa kamu cinta aku?"...aku jawab "ya,tentu"...dan dia bilang "buktinya mana?"....
mau tahu reaksi pertamaku waktu itu pertama kali terjadi?...bengong!...bingung!...
aku sama sekali gak tahu harus gimana..kupikir itu adalah permintaan yang konyol sekali, walaupun aku gak bilang langsung ke dia...
jawabanku saat itu adalah pertanyaan retoris, "aku masih di sini kan?" atau "buktinya ya kalo aku bisa sama kamu terus sampai mati"...jawaban yang buatku sendiri terdengar amat konyol...tapi gak ada alternatif lain yang lebih masuk akal bagiku...
jelas sekali bahwa dia sama sekali gak puas dengan jawabanku itu...tapi aku gak tahu harus gimana...
pernah terpikir bahwa dia menanyakan itu hanya sebagai pancingan saja agar aku memberi dia sesuatu...hadiah,coklat,es krim,baju atau minta dicium...or whatever lah...
tapi begini...harus diingat bahwa waktu itu aku beranggapan bahwa permintaannya tentang bukti cinta itu adalah permintaan yang tulus tanpa tendensi apa-apa...
jadi wajar kalo aku beranggapan bahwa itu gak masuk akal, karena cinta gak bisa dibuktikan hanya dengan sekejap mata, atau dengan memberi hadiah saja...
cinta terlalu besar untuk dibuktikan dengan perbuatan yang sifatnya sementara...makanya aku bilang "aku masih di sini kan?", untuk menyatakan bahwa selama ini aku cinta dia...dan "buktinya ya kalo aku bisa sama kamu terus sampai mati", untuk menyatakan bahwa aku berarti masih akan cinta dia sampe mati...
itu adalah bukti cinta yang paling masuk akal bagiku waktu itu...tapi sepertinya dia gak sependapat..."anak yang aneh", pikirku waktu itu...
dan kalo memang maksud dia adalah meminta sesuatu padaku...shit!..kenapa pake bawa-bawa cinta segala?!...ngapain gak ngomong langsung?...dari dulu memang aku gak suka basa-basi...sampe sekarang...mau minta tinggal bilang kan?...kalo aku bisa penuhin, why not?...menggunakan suatu hal(dalam hal ini cinta) sebagai alasan untuk meminta sesuatu yang lain,apalagi yang sifatnya material menurutku adalah sebuah penghinaan...kenapa?...karena berarti dia bohong...tapi waktu itu prasangka burukku itu gak terbukti...
baru lama setelah itu...setelah kami putus dan aku bisa melihat "dari luar lingkaran"...mungkin memang prasangka burukku itu bener...
mungkin saat itu, jawaban yang dia inginkan dariku adalah..."kamu mau aku ngebuktiin dengan cara apa?"...atau "aku harus ngapain untuk membuktikan cintaku?"
well...if that's the truth...damn her,then!

pendapatku tentang cinta mulai berubah waktu aku menjalin hubungan dengan seseorang yang lain lagi...
mungkin saja perubahan itu gak ada hubungannya dengan dia sama sekali, karena memang rentang waktu hubungan kami yang cukup panjang...sehingga melewati pergeseran antara masa remaja ke dewasa...
dengan kata lain, aku tetap akan berubah dengan atau tanpa dia karena memang sudah waktunya bagiku untuk berubah dari seorang remaja bepandangan terbatas menjadi seorang yang lebih matang dalam melihat semuanya...
tapi di sisi lain aku juga berpikiran bahwa aku mungkin memang akan berubah pada waktunya...tapi tidak seperti sekarang jika aku gak pernah dekat dengan dia...
well...gak penting sih...i am what i am now...aku sekarang ya gini ini...
ok...back to the story...
pada awalnya hubungan kami juga sama dengan remaja yang lain...dengan kata lain pada awalnya kami juga sering mengumbar kata cinta...tapi lama-kelamaan kebiasaan itu berkurang...tanpa pernah ada kompromi, diskusi, debat atau perjanjian apapun kami tidak lagi sering mengumbar kata cinta...walaupun perasaan kami tetap sama seperti sebelumnya dan hubungan kami baik-baik saja...
dari sudut pandangku, sepertinya kami mulai sadar bahwa cinta itu bukan hal yang gampang diungkapkan...
aku gak tahu apa yang dia pikir tentang itu...tapi aku sendiri beranggapan bahwa diperlukan pemahaman yang amat sangat dalam tentang cinta sebelum kita bisa atau boleh mengungkapkannya...
itu karena semakin dewasa, semakin aku merasa gak tau apa-apa tentang cinta...atau lebih jelasnya arti sebenarnya dari cinta...
akan sangat konyol dan bodoh jika kita mengumbar sesuatu yang gak kita pahami benar maknanya, bukan?...at least i think so...
dan entah mulai kapan, itulah yang terjadi...kami berhenti bilang cinta-cintaan tanpa mengurangi intensitas hubungan kami...dan rasanya lebih nyaman menurutku...karena kita gak perlu membohongi diri sendiri dan pasangan dengan mengatakan sesuatu yang kita gak paham...
well...beberapa tahun berlalu dan kami akhirnya putus baik-baik karena memang ada ketidakcocokan...
no big deal...cause we're still friends...

tapi pertanyaan-pertanyaan tentang apa sebenarnya cinta itu masih sering berputar-putar di kepalaku...dan oleh karenanya aku berusaha menemukan penjelasan yang bisa kupahami...aku gak bisa bilang aku berhasil, karena sampai sekarang aku masih cukup hati-hati dalam menggunakan kata cinta...sekalipun dalam konteks yang lebih dangkal...

kembali ke laaaap...toop!!
apa sih cinta itu?...bagaimana kita bisa bilang bahwa dua orang saling mencintai?...apa cuma karena suka, sayang, rindu, cemburu mereka bisa disebut saling mencintai?
oke..konteks cinta di sini bukan lagi cinta ABG atau cinta monyet...kalo cinta monyet mungkin cukup didefinisikan oleh empat hal tadi...
cinta di sini adalah cinta yang dialami oleh orang-orang yang notabene sudah mapan secara intelektual dan emosional...cintanya orang dewasa lah...
jelas suka, sayang, rindu, cemburu tidak cukup untuk mendefinisikan cinta jenis ini...karena orang punya kebutuhan yang harus dipenuhi, prioritas yang harus didulukan dan segala macam tetek-bengek kehidupan lainnya yang sangat rumit, yang menurutku sangat mempengaruhi definisi cinta....

aku yakin setiap orang punya definisi sendiri tentang cinta..baik secara umum maupun yang sifatnya subyektif...yang kita bahs adalah yang kedua...
aku kasih contoh cerita saja ya...
ada sepasang laki-laki dan perempuan(boleh kekasih atau suami istri...) yang menjalin hubungan serius dan mengklaim bahwa mereka saling mencintai...
jika orang tanya, "apa kamu cinta pasanganmu?", jawabnya "ya jelas lah! gila apa?!"...sepasti itu mereka yakin akan cinta mereka satu sama lain...
tapi, mari kta lihat latar belakang mereka...
si perempuan, sebut saja A, dibesarkan dalam keluarga yang harmonis, dia selalu diperhatikan oleh orang tuanya, baginya perhatian dan kasih sayang adalah yang terpenting...
si lelaki, sebut saja B, juga dibesarkan dalam keluarga yang harmonis, dididik untuk selalu loyal dan teguh dalam menjaga komitmen, baginya kesetiaan adalah yang terpenting...
A dan B bertemu, saling menyukai, saling menyayangi dan menjalin hubungan yang serius...mereka klop dala hampir segala hal...
tapi ternyata mereka punya pendapat yang lain tentang cinta...
si A berpendapat bahwa cinta berarti memberikan perhatian dan kasih sayang yang besar...dan itu harus bisa diwujudkan setiap saat...
sementara si B berpendapat bahwa cinta berarti setia terhadap pasangan dan komitmen yang telah dibuat...jadi dia tidak boleh sedikit pun menghianati pasangannya, sekalipun mereka berjauhan...

contoh lain...
C dan D...
menurut C cinta adalah memberikan kepercayaan seutuhnya dan menjaga kepercayaan yang diberikan sebaik-baiknya...
menurut D cinta berarti kita harus selalu ada untuk pasangan kita jika dibutuhkan..

baiklah...para pemirsa...ambil nafas sebentar...lalu coba cerna cerita diatas...
A dan B, C dan D menjalin hubungan serius dan mengaku amat sangat saling mencintai...tapi benarkah?
apakah mereka saling mencintai?...mereka jelas punya pendapat yang berbeda tentang definisi cinta dan cara mengungkapkannya....
apakah dengan begitu mereka masih bisa disebut saling mencintai?..atau berbagi cinta yang sama?
silahkan dipikir masak-masak...kemudian dikomentari...
karena sampe sekarang saya mentok sampe disini saja kalo berbicara tentang cinta...

pertanyaan inti :
1. apakah dua orang bisa dikatakan saling mencintai jika mereka mempunyai definisi yang berlainan tentang cinta dan memiliki cara yang berlainan juga dalam mengungkapkan cinta mereka?
2. apa definisi sebenarnya dari cinta(cowok-cewek)?...yang bisa diaplikasikan dalam konteks cinta(cowok-cewek) dengan kondisi apapun dan dengan latar belakang apapun tanpa kecuali...

aku bisa paham kalo banyak orang mungkin berpendapat bahwa aku membesar-besarkan masalah...membuat yang mereka anggap simple jadi rumit...
"cinta ya cinta...ya gitu itu yang namanya cinta", "kok pake didefinisi segala",...kira-kira gitu kali kata mereka...
tapi buatku cinta terlalu besar dan rumit untuk sekedar disebut "ya gitu itu"...harus ada penjelasan yang bisa diterima oleh logikaku...
soalnya kalo kapan-kapan aku jatuh cinta lagi(untungnya belom), aku gak pengen sekedar ngomong cinta tanpa punya panjelasan yang masuk akal...
misalnya aku bilang "aku cinta kamu",...trus dia bilang "kok bisa?" atau lebih lagi "emang cinta itu apa sih?"...
modar matio wae kalo aku gak punya penjelasan yang logis tentang itu...
mending aku gak ngomong cinta sebelum aku bisa menjelaskan arti cinta, minimal bagi diriku sendiri...dan ini membawaku pada satu pertanyaan lagi...
~ bisa gak menjalin hubungan atau memulai suatu hubungan sama cewek tanpa harus bilang "i love you" ?...cewek-cewek, tolong dijawab ya....

intinya mungkin begini...
like i said before...aku gak mau membohongi diri sendiri dan orang lain dengan mengatakan sesuatu yang gak bisa aku jelaskan...sederhana 'kan?
jadi sebelum diomongin, mendingan dicari dulu maksudnya...lhaaa...di situlah peran anda-anda sekalian dibutuhkan...
mungkin kalian punya sudut pandang yang laen lagi tentang ini dan bisa kujadiin pedoman baru...who knows?

pokoknya lepas dari apapun...menurutku ini adalah topik yang menarik yang gak akan bikin rugi kalo dibahas...malah bisa bikin pinter...
jadi gak ada ruginya kan kalo kita putar otak dan peras hati untuk mengetahui jawabannya?
minimal untuk diri kita sendiri, bukan jawaban yang sifatnya global...
paling tidak jika kita ditanya apa artinya jika kita mencintai seseorang, kita bisa memberikan penjelasan yang logis walaupun subyektif...
dan aku yakin ini adalah sesuatu yang dirasakan dan dialami banyak orang...

well,then...
feel free to give comments or anything...
bahkan boleh mengkritik jika memang dirasa perlu...
pokoke bebas...

Thursday, July 5, 2007

WHY FEEL GUILTY?

Temenku tanya, "Gimana caranya mencintai seseorang tanpa harus menyakiti orang lain?" Orang lain yang dia maksud adalah orang yang cintanya tidak bisa dia balas. Dengan kata yang lain mungkin begini, bagaimana mungkin kita bisa mencintai seseorang dengan total dan lepas, jika di saat yang sama kita juga menyakiti orang lain karena kita nggak bisa membalas cintanya. Lebih singkat lagi, bagaimana mungkin kita bisa mencintai dan menyakiti di saat yang bersamaan. Cinta yang kita rasakan mungkin akan terasa kotor dan nggak bisa "penuh" karena di sisi lain kita juga menyakiti orang lain. Intinya adalah kita tidak bisa merasakan kebahagiaan cinta dengan total karena kita merasa bersalah.

Merasa bersalah? Why? Apa yang kita lakukan? Apakah kita menyakiti orang tersebut? Apa yang kita lakukan sehingga membuat orang tersebut sakit hati? Yang kita lakukan cuma "tidak membalas cintanya". Itu sama saja dengan tidak melakukan apa-apa, bukan? Lalu kenapa kita merasa bersalah? Jawabannya adalah, "kita tidak perlu merasa bersalah". Selama kita tidak melakukan sesuatu dengan sengaja yang membuat orang tersebut sakit hati, berarti kita nggak salah.

Kalau orang tersebut sakit hati karena cintanya tidak terbalas, berarti yang salah adalah cinta. Atau bahkan orang tersebut sendiri yang salah, karena tidak bisa mengendalikan atau setidaknya memahami cinta. Sangat perlu dipahami dan diingat bahwa CINTA ADALAH PEDANG BERMATA GANDA. Kita bisa menggunakan satu sisi untuk mencintai orang lain. Tapi kita juga bisa tersakiti oleh sisi yang satunya. Cinta datangnya tidak bisa diduga. Oleh karenanya sangat perlu kita memahami sifat cinta dan belajar menghadapinya. Itu berarti kita harus memahami diri kita sendiri dulu.

Kita semua tahu bahwa cinta itu datang dengan tiba-tiba dan kita tidak bisa memilih kapan cinta itu datang menghampiri kita. Oleh karena itu, kesiapan untuk menghadapi cinta adalah hal yang mutlak. Tapi kesiapan yang bagaimana? Satu hal yang jelas, siap untuk sakit hati. Tidak ada orang yang mau merasakan sakit hati. Tapi dalam cinta, sakit hati itu makanan sehari-hari. Jika kita dirundung cinta, sepersekian detik lirikan manja bisa menjadi surga dunia. Sebaliknya, sedikit saja gerakan tubuh yang kurang berkenan bisa menyebabkan perang dunia!! Ingat, PEDANG BERMATA GANDA.

Sakit hati yang kita rasakan saat mencintai (dan saat apapun) adalah resiko pribadi yang mutlak menjadi tanggung jawab kita yang merasakan. Sama sekali bukan menjadi tanggung jawab orang lain, sekalipun orang tersebut yang menyebabkan kita sakit hati. Kita tidak mungkin minta pertanggungjawaban orang lain atas sesuatu yang kita rasakan. Itu tidak masuk akal! Matahari boleh terbit dari barat, tapi menurutku itu tetap nggak masuk akal. Kenapa nggak masuk akal? Karena orang tersebut nggak mungkin tahu persis apa yang kita rasakan. Yang tahu persis ya kita sendiri yang merasakan. Orang lain mungkin bisa membantu meringankan sakit hati kita dengan menjadi teman cerita atau apapun. Tapi tanggung jawab untuk memulihkan perasaan kita ada pada diri kita sendiri.

Banyak orang yang berpikir begini saat mereka merasakan sakit hati, “Ini gara-gara kamu, jadi kamu yang harus memperbaiki(menyembuhkan)!”. Ini sama sekali bukan kalimat yang membangun. Karena kita jadi tergantung pada orang lain. Akan bisa dimengerti jika yang perlu diperbaiki adalah barang-barang yang sifatnya material. Tapi saat menyangkut perasaan, konyol sekali jika kita mengandalkan orang lain. Kalau aku akan berkata begini saat sakit hati, “Fuck you, I can cure myself”. PERASAANKU ADALAH TANGGUNG JAWABKU, BUKAN ORANG LAIN. Kalimat ini sudah menjadi salah satu pegangan hidupku selama bertahun-tahun.

Aku nggak pernah menyalahkan orang lain atas apa yang aku rasakan, sekalipun orang tersebut yang menyakiti hatiku. Karena apa? Karena nggak akan ada habisnya. Bayangkan saat kita marah. Perasaan marah kita menyuruh kita untuk berkata “anjing!”. Saat kita mengatakannya, perasaan marah itu minta lebih. Dia minta kita berkata “bajingan!”. Lalu saat kita turuti, si marah tadi menyuruh kita untuk memukul orang yang bersangkutan, lalu menendang, menusuk, membunuh, membakar atau apapun, sebagai bentuk dari rasa marah kita. There is no end of this. That kind of feeling feeds and grows. Semakin kita menuruti perasaan-perasaan seperti itu, semakin mereka minta lebih.

Kembali lagi ke awal. Jadi segala macam perasaan yang kita rasakan adalah murni tanggung jawab kita, sekalipun orang lain yang menjadi penyebab. Jika kita jatuh cinta, berarti kita harus siap sakit hati. Atau setidaknya menyiapkan tameng agar kita tidak terluka oleh salah satu sisi pedang. Bagiku, tameng itu adalah logika. Bagaimana kita mencerna situasi dan fakta secara adil tanpa dipengaruhi perasaan SAMA SEKALI. Apakah susah? Well, jawabannya relatif. Akan kubahas di lain posting.

Buat temenku yang punya pertanyaan di awal tadi, nggak usah kuatir. Selama kamu nggak melakukan sesuatu dengan sengaja yang bermaksud menyakiti orang tersebut, you are innocent. Jadi jangan merasa bersalah. Jika dia merasa sakit hati, itu resiko dia karena (mungkin) mencintaimu. There is nothing you can do. Mungkin kamu bisa minta maaf karena nggak bisa membalas cintanya, kalau itu bisa membuatmu sedikit lega. Tapi yang jelas, perbuatan itu semata-mata hanya demi menjunjung etika sosial. Bukan untuk menghilangkan sakit hatinya. Sakit hatinya bukan urusanmu. Kok tega sih? Ini bukan masalah tega atau nggak. Ini masalah kenyataan. Kenyataannya memang kamu nggak mungkin mengobati sakit hatinya. Yang bisa adalah dia sendiri. So, leave it to him. Just do what you have to do and want and do it right. Other than that is not your problem. Live free and love free….